Jadi Langganan Banjir, Warga Minta Pemerintah Buat Sumur Serapan
TANGSEL, jurnalbanten.com - Perumahan Pondok Pucung Indah II lagi-lagi menjadi tempat buangan air dari sekitarnya. Volume air yang di maksud bersumber dari wilayah Ciputat melalui perumahan Villa Bintaro dengan persentase 45 persen.
Komplek tersebut sudah menjadi langganan banjir meski tidak memiliki kali besar. Buruknya drainase dan letak di dataran rendah, membuat perumahan tersebut tidak memiliki ruang resapan yang mumpuni.
"Warga yang tergabung dalam satgas banjir telah mengkaji, setidaknya beberapa rumusan sudah di lakukan. Sampai saat ini sudah di buat kolam tandon dan pemasangan U-Ditch, namun banjir masih tetap terutama di jalan Kemuning Raya dan masuk ke rumah warga," ucap Audiana, Ketua satuan tugas (Satgas) banjir perumahan PPI II.
Audi melanjutkan, pihaknya berharap ada nya pembuatan long storage di jalan Kemuning Raya dan pembuatan sumur resapan di sekeliling komplek untuk mengurangi volume air masuk ke dalam komplek.
"Kami berharap semoga pimpinan wilayah kecamatan, kelurahan dapat dilakukan pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan banjir di komplek ini. Kami sudah membuat analisa. Kubikasi air yang masuk ke wilayah kami merupakan air buangan dari wilayah di atas kami yakni, Perumahan Villa Bintaro kecamatan Ciputat. Namun kami sudah koordinasi kepada pengurus RW disana, mereka sangat koorporatif," terang Audi saat di mintai keterangannya melalui sambungan WhatsAppnya (11/11/2024)
Dikatakannya, permasalahan utama perumahan Pondok Pucung adalah kali pembuangan yang mengarah kawasan elit Jaya Real Properti di persempit. Itupun pihaknya sudah mencoba untuk mendiskusikannya.
"Mungkin sudah hampir 15 tahun lebih kami mengalami jalan buntu untuk meminta pihak JRP untuk membuka aliran kali. Namun hingga kini pihaknya belum merespon usulan kami. Pihak mereka malah menyumbangkan 1 unit mesin penyedot air yang sama sekali belum pernah kita pakai,"ucapnya
Belakangan ini, tim satgas banjir telah mengundang beberapa ketua lingkungan dari 12 rukun warga untuk membantu permasalahan yang ada di komplek PPI II tersebut, lagi lagi upaya tersebut terbentur dengan birokrasi.
"Kami disini sudah membuat rapat gabungan lintas pengurus RW, ada 3 RW yang kami undang dari wilayah kecamatan Ciputat dan juga wilayah kecamatan Pondok Aren. Karena memang yang kami undang merupakan wilayah di sekitar kami saja,"tambahnya.
Ia yang berharap membeli rumah di Pondok Pucung sejak 25 tahun yang lalu mendapatkan keuntungan berinvestasi, namun harapannya pupus sejak dorongan warga mendapatkan jalan buntu ke pihak pengembang JRP.
"Ini di atas kami, ada cluster yang harganya mahal banget. Luas tanahnya hanya 80 meter, tapi harga jualnya sampai 2 milliar lebih. Lah kami, mau jual sulit. Tanah saya 150 meter, paling banter di tawar 1 milliar. Ini jelas kerugian yang lengkap bagi kami," tegasnya.
Ia dan timnya berharap, lahan asset yang ada di atas perumahan miliknya dapat di jadikan tempat penampungan air sementara yang dapat di kendalikan saat intensitas air cukup deras.
"Itu kan ada lahan asset dengan luasan sekira 12 ribu meter, kenapa tidak di jadikan tandon atau waduk penampungan sementara, wilayah itu merupakan penyumbang air terbanyak masuk ke wilayah kami," jelas Audi.
Dalam pantauan media di lapangan, air yang melintasi jalan utama perumahan PPI II Kemuning raya masih mengkhawatirkan dan membuat lumpuh aktifitas warga. Banjir hingga ukuran paha orang dewasa membuat warga was-was.
"Tim satgas menghimbau, warga ataupun pengunjung perumahan PPI II pada saat hujan deras untuk menghindari jalan raya Kemuning, apalagi dengan menggunakan kendaraan mobil kecil, sepeda motor. Mending lewat Kampung Rawa saja atau bersabar dulu," tandasnya (Adt)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow