Jelang Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Tangsel berkolaburasi dengan Insan Pers

Jelang Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Tangsel berkolaburasi dengan Insan Pers

Smallest Font
Largest Font

Tangerang selatan-Jelang Pemilihan kepala Daerah Gubernur, Walikota dan Bupati serentak tahun 2024 Badan pengawas pemilu ( Bawaslu ) kota Tangerang Selatan ajak  seluruh insan pers berkolaborasi mengawasi jalan nya pilkada yang akan di gelar pada tanggal 27 November 2024, hal tersebut di sampaikan pada acara forum media yang berlangsung di gedung Bawaslu kota Tangerang Selatan Selasa 22/10/2024.

Dengan tema Peran penting media dalam suksesnya media pengawasan pemilihan serentak 2024 

Dalam acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua Bawaslu kota Tangerang Selatan Muhammad Acep,dengan didampingi Ketua PWI Kota Tangsel Ahmad Eko Nursanto,  hadir pula Kabid penyelenggaraan Statistik Sektoral dan layanan informasi publik Kominfo Kota Tangerang Selatan Ahmad  Syatiri.

Ketua Bawaslu kota Tangsel Muhammad Acep mengatakan peran media dalam menghadapi pilkada tentunya sangat di butuhkan terutama dalam membantu kami Bawaslu untuk mengawasi kinerja di lapangan, maka kami Bawaslu mengajak teman teman media, mari bersama sama mengawasi jalan nya pilkada serentak yang akan datang,"jelas Acep Selasa 22/10.

Saya berharap media menjadi kepanjangan tangan bagi Bawaslu, tentunya dalam memberikan informasi yang akurat dan tidak Hoak kata dia.

Selain itu Acep menjelaskan selama berjalan nya kampanye baik Calon Gubernur, Walikota dan Bupati belum ada laporan yang melanggar yang terlalu besar

Maka kami mengundang teman teman media untuk menjalin silaturahmi dan menjelaskan hasil kinerja Bawaslu kota Tangerang Selatan selama berlangsung nya kampanye, walaupun ada sekelumit masalah di lapangan, namun masih bisa diselesaikan di lapangan kata dia.

Sementara itu Ketua PWI Tangsel, Eko mengajak seluruh wartawan agar bisa bekerja sesuai kode etik jurnalistik yaitu bekerja Independen, artinya dalam menghadapi pilkada wartawan menulis berita tidak condong kepada satu calon namun tetapi harus imbang, jangan karena kita dekat dengan salah satu calon terus calon yang lain di jelek jelekin itu artinya tidak independen, karena tugas wartawan itu harus di tengah tengah.

Mari kita kawal pilkada ini dengan pemberitaan sesuai fakta di lapangan jangan membikin berita bohong ( Hoak ),"ucap iya.

Syatiri menerangkan berdasarkan data dari Kominfo bahwa ada 800 000 situs di Indonesia yang teridentifikasi penyebar berita bohong data kementerian Kominfo bahwa penyebar berita bohong terbanyak adalah dari media sosial ada 92 %  seperti tiktok, Instagram dan lainya.

Kita tahu media sosial paling mudah dalam hitungan detik sudah bisa tayang kemana mana tanpa harus di cek dan ricek dulu, berbeda dengan hasil karya wartawan sudah barang tentu banyak penyaringan sebelum di terbitkan," pungkasnya.

Red/Alwi

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow